PerkembanganKarya Sastra Indonesia. "Deru Campur Debu" karya Chairil Anwar - sastrawan Indonesia Angkatan 45 Sastra Indonesia, adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
View UWL 2017 at University of Wisconsin, La Crosse. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Tema Kelas/Semester Tahun Pelajaran Alokasi Waktu :
Ciriciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya Ciri ciri ini tidak boleh from STATE JUNI 9785562 at Suva Methodist Primary School
Telaahkurikulum diarahkan pada pengembangan silabus dengan mendasarkannya pada prinsip-prinsip pengembangan silabus dan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia. Untuk itu perlu dipahami konsep keilmuan atau pengertian istilah-istilah yang terdapat dalam Standar Kompetensi maupun Kompetensi Dasar.
Sayacepat-cepat menulis review ini karena pertunjukan ini "hanya" berlangsung 2 minggu dari tanggal 9-25 Januari 2009 di Grha Bhakti Budaya, TIM, Jakarta. Dua minggu -berturut-turut—adalah durasi yang luar biasa untuk sebuah pertunujukan teater Indonesia. Lakon ini adalah produksi teater koma ke 116 Teater Koma.
Artikeldan Makalah ihwal Kesenian di Indonesia : Pengertian, Seni Rupa, Lukis, Pertunjukan, Perkembangan, dan Macam-macam - Apakah kalian pernah menyaksikan pertunjukan wayang kulit atau festival lukisan? Kalian tentunya senang sekali menyaksikan hasil karya seni lantaran selain mendapat hiburan, kalian juga mendapat pengalaman dan pengetahuan gres yang bermanfaat.
Salawatserta salam bagi Nabi yang mu'jizatnya Al Qur'an, imamnya Al Qur'an, akhlaqnya Al Qur'an, dan penghias dadanya, cahaya hatinya juga penghilang kesedihannya adalah Al Qur'an: Nabi Muhammad bin Abdullah, dan keluarganya serta para sahabatnya, yang beriman dengannya, mendukung dan membantunya, serta mengikuti cahaya yang diturunkan kepadaanya, mereka adalah orang-orang yang beruntung, dan
JEXTK. Pada kesempatan hari ini, saya akan memberikan sedikit pembahasan mengenai cara menelaah struktur dan kebahasaan pada puisi yang sudah kita ketahui, terdapat tiga jenis puisi rakyat puisi lama, yaitu pantun, gurindam, dan syair. Ketiganya memiliki pola dan kebahasan yang tentu saja struktur puisi rakyat serta kaidah kebahasaannya memang gampang-gampang susah. Apalagi kamu diharuskan menuliskan laporan hasil telaahmu melalui kalimat-kalimat yang ditulis pada buku. Wah, susah mikirin kata-katanya!Namun tenang saja, pada tulisan kali ini kita akan sama-sama mempelajari bagaimana sih, memahami isi struktur dan kaidah kebahasaan puisi yang ada pada puisi rakyat beserta contoh hasil telaahnya. Jenis Kalimat Pada Puisi RakyatKunci mudah agar bisa menelaah struktur dan kebahasaan pada pantun, gurindam, dan syair, adalah dengan mengetahui terlebih dahulu jenis kalimat yang ada pada puisi lima jenis kalimat yang sering digunakan pada puisi rakyat, yaitu kalimat perintah, kalimat saran, kalimat ajakan, kalimat seru dan kalimat larangan. Berikut penjelasan Kalimat PerintahKalimat perintah merupakan kalimat yang isinya bermaksud untuk menyuruh atau yang sering kita dengar adalah kalimatBuanglah sampah pada tempatnya2. Kalimat SaranKalimat saran adalah kalimat yang berisi sebuah masukan kepada orang lain, untuk kebaikan orang tersebut. Biasanya diawali dengan kata sebaiknya, seyogyanya, seharusnya, dan kata-kata kalimatSebaiknya berpikirlah dahuluSebelum melakukan sesuatu3. Kalimat AjakanKalimat ajakan adalah kalimat yang isinya mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu. Biasanya diawali dengan kata ayo, mari, dan kalimatMari jaga kebersihan sekolahAyo berburu ubur-ubur4. Kalimat SeruKalimat seru ini adalah kalimat yang mengungkap rasa di dalam hati, seperti kagum, senang, sedih, heran dan sebagainya. Biasanya diawali dengan kata alangkah, betapa, sungguh, bukan main, dan kalimatBetapa cantiknya bunga di desa iniSampai lupa jalan untuk pergi5. Kalimat LaranganKalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan supaya tidak melakukan sesuatu. Biasanya diawali dengan kata jangan, hindari, tidak boleh, dan kalimatJangan egois dengan hanya mementingkan dirimu sendiriSelain kelima jenis kalimat tadi, terdapat pula kalimat tunggal serta kalimat majemuk yang sering digunakan pada puisi rakyat. Bisa muncul salah satunya, ataupun juga keduanya dalam satu karya puisi lama. Mari kita pahami terlebih dahulu supaya tidak pusing, ygy!Kalimat TunggalKalimat tunggal merupakan kalimat yang memiliki satu unsur subjek dan predikat. Sering juga disebut kalimat sederhana atau simpleks, yaitu hanya memiliki satu predikat atau klausa kalimatRima peringkat satu di kelasnyaRima sebagai subjekPeringkat satu sebagai predikatKalimat MajemukSingkatnya, kalimat majemuk merupakan kalimat yang memiliki dua pola kalimat atau lebih. Kalimat ini biasanya juga ditandai dengan adanya kata penghubung untuk memperjelas kalimatJadilah pemuda yang berguna untuk masyarakat, agar hidup tak semakin melaratPemuda sebagai subjekYang berguna sebagai predikatAgar sebagai kata penghubung dua kalimatHidup sebagai subjekTak semakin melarat sebagai predikatKalimat majemuk sendiri dapat dibagi kembali kedalam dua jenis, yakni majemuk setara dan majemuk setara terdiri atas klausa-klausa atau kalimat-kalimat yang memiliki hubungan setara. Konjungsi yang sering digunakan ialah dan, tetapi, sedangkan, atau, kemudian, lalu, dan kalimatTuhan Maha Pengasih dan Maha PenyayangTuhan Maha Pengasih, serta Tuhan Maha Penyayang adalah kalimat yang memiliki hubungan setara. Sehingga jika dua kalimat digabungkan, tidak akan mengubah majemuk bertingkat terdiri anak kalimat yang bergantung pada kalimat lain, serta induk kalimat yang tidak bergantung pada kalimat lain. Majemuk jenis ini biasanya ditandai dengan konjungsi agar, meskipun, karena, apabila, sebab, ketika, dan kalimatBerbaktilah pada orang tua, supaya hidupmu tidak sengsaraKalimat hidupmu tidak sengsara merupakan anak kalimat, kalimat berbaktilah pada orang tua adalah induk kalimat. Jika dua kalimat dipisah, maka maknanya tidak akan terhubung sama Penghubung yang Sering Digunakan pada Puisi RakyatSetelah memahami jenis kalimat pada puisi rakyat, kamu juga perlu tahu dulu kata penghubung yang sering muncul pada karya puisi penghubung bisa juga disebut sebagai konjungsi. Kata hubung digunakan untuk menghubungkan antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Terdapat empat jenis kata penghubung yang sering muncul pada pantun, gurindam, maupun syair, yaitu1. Kata Penghubung TujuanKata hubung ini digunakan untuk menjelaskan maksud dan tujuan suatu tindakan atau acara. Ditandai dengan kata supaya, untuk, agar, atau kalimatSupaya tidak bau badanHendaknya kita mandi2. Kata Penghubung SebabKata penghubung ini menjelaskan suatu kejadian atau tindakan terjadi karena sebab tertentu. Ditandai dengan kata sebab, oleh karena itu, karena, sebab kalimatSebab gagal menjaga perasaan orang lain3. Kata Penghubung AkibatKonjungsi kata hubung akibat, menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan yang terjadi muncul karena sebab peristiwa lain. Ditandai dengan kata sehingga, sampai, dan kalimatAkibatnya banyak yang membenci kita4. Kata Penghubung SyaratKata hubung syarat menjelaskan bahwa suatu hal bisa terpenuhi jika syarat yang sudah diberikan, sudah terpenuhi atau dijalankan. Ditandai dengan kata jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, bilamana, dan kalimatJika impianmu ingin tercapaiBangunlah dan lakukan sesuatuSelain itu, agar menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat semakin mudah, kita juga harus memahami kembali ciri-ciri pantun, syair dan gurindam. Masih ingat, kan? Coba ingat-ingat memahami jenis kalimat dan kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat, maka saatnya kita membedah isi struktur dan kebahasaan pada pantun, gurindam dan syair. Tentunya saya akan menyertakan contoh-contohnya agar semakin Beragam Pola Pengembangan PantunDalam menelaah pola pengembangan pantun, kita bisa menuliskan beberapa info dasar ciri-ciri pantun seperti ada berapa suku kata pada tiap larik atau baris, rima akhirnya apa a-a-a-a atau a-b-a-b, apakah sampiran dan isi memiliki hubungan, dan itu, kamu juga bisa menambahkan jenis kalimat dan kata hubung seperti apa yang digunakan pada pantun yang akan di telaah isinya. Apakah memiliki tanda kalimat perintah, saran, konjungsi sebab, atau sebagainya. Tulislah secara terperinci agar hasil pekerjaanmu dapat dipahami contoh, saya akan menelaah pantun yang saya buat sendiri di bawah ini. Simak baik-baik!Bersih-bersih di dalam kelasDi dalam kelas ada Bu TariJangan jadi anak pemalasAgar tak sesal kemudian hariTelaah pantunPantun di atas memiliki pola dua larik sampiran, dan dua larik isi. Makna pada larik pertama dan kedua tidak memiliki hubungan dengan larik ketiga dan keempat. Jumlah suku pada masing-masing larik ialah sembilan pada larik pertama, sepuluh pada larik kedua, sembilan pada larik ketiga, dan sebelas pada larik keempat. Pantun tersebut memiliki rima a-b-a-b, dengan jenis rima dari jenis kalimat yang digunakan, larik 3 dan 4 merupakan kalimat larangan dengan pola penghubung tujuan agar…. Larik 3 merupakan larangan agar tidak terjadi sesuatu yang dijelaskan pada larik Struktur dan Bahasa GurindamPada buku siswa pelajaran Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 180-181, terdapat beberapa contoh gurindam yang bisa kamu baca. Di sini, saya hanya akan menelaah satu saja, yakni gurindam yang berbunyiSayangilah orang tua dengan sepenuh hatiItulah cara menunjukan baktiTelaah GurindamStruktur penyajian gurindam pada dua larik di atas merupakan isi yang saling berhubungan. Larik pertama merupakan kalimat perintah agar terjadinya keadaan pada larik kedua. Baris 1 dan 2 gurindam memiliki tiga belas suku kata, dengan pola rima a-a serta jenis rima dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat perintah sayangilah….Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan Pada SyairSama halnya dengan gurindam di atas, saya akan menggunakan contoh syair yang terdapat pada buku Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 182. Berikut potongan syairnyaWahai muda, kenali dirimuIalah perahu tamsil hidupmuTiadalah berapa lama hidupmuKe akhirat jua kekal hidupmuTelaah syairStruktur penyajian syair tersebut terdiri dari 4 baris. Keempat baris tersebut merupakan isi yang berhubungan dengan bait-bait yang lain. Pola rima yang digunakan pada bait syair tersebut adalah a-a-a-a, dengan jenis rima utuh. Larik pertama berjumlah 10 suku kata, larik kedua 11 suku kata, larik ketiga 12 suku kata, dan larik keempat 11 suku dari jenis kalimatnya, potongan bait syair tersebut memiliki kalimat perintah kenali…. Baris pertama merupakan kalimat perintah yang diibaratkan pada baris kedua. Secara bahasa, syair tersebut menggunakan bahasa yang lugas namun mengunakan kata kiasan yang sangat mendalam sudah paham belum? Apakah ada struktur dan kebahasaan yang saya lewatkan pada contoh di atas? Silakan telaah struktur dan unsur kebahasaan puisi rakyat sebenarnya sangat mudah. Asalkan kita sudah tahu dulu pola dasar pengembangan pada pantun, gurindam, maupun syair. Kalau sudah di luar kepala apalagi hobi membaca, menelaah puisi lama tak akan susah. Jadi, yuk, semangat lagi belajarnya!Sekian dulu untuk materi menelaah struktur dan kebahasaan pada puisi rakyat. Jika ada yang ingin ditanyakan, boleh berkomentar di bawah. Saya akan sangat senang menjawabnya. Sampai jumpa pada pertemuan selanjutnya. Bye!
Struktur teks Bagian-bagian sebuah teks yang mencirikan suatu teks. Aspek kebahasaan merupakan sarana dalam berkomunikasi atau berinteraksi satu individu dengan individu lainnya atau suatu kelompok dengan kelompok lainnya, untuk menyampaikan atau menerima suatu informasi Puisi Rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama. Puisi rakyat berisi nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Termasuk puisi rakyat adalah puisi lama yang berisi pesan-pesan dan nilai- nilai warisan leluhur bangsa Republic of indonesia. Berikut ini adalah telaah struktur dan kebahasaan pada puisi rakyat. 1. Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun Pola 1 Pola 2 Buanglah sampah pada tempatnya, Jangan membuang di tengah jalan; Kalau kita tidak mau bertanya, Tidak bisa mencapai semua harapan. Penghasil batik di Yogyakarta, Penghasil ulos Sumatera Utara; Kalau kamu memiliki cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara. Pola 3 Pola 4 Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu Beli masi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Pola 5 Pola 6 Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri Alangkah indahnya alam Republic of indonesia Marilah kita jaga agar lestari Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara 2. Menelaah Struktur Pantun Ada beberapa aspek yang perlu dipahami untuk memudahkan kita dalam pemahaman struktur kebahasaan pada puisi rakyat tersebut. Aspek-aspek yang dimaksud seperti kalimat perintah,kalimat ajakan, kalimat seru,dan kalimat larangan. Kalimat Perintah. Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau suruhan. Contoh Buanglah sampah pada tempatnya Kalimat saran. Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan orang lain sebaiknya, seyogyanya. Contoh Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Kalimat ajakan. Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan ayo dan mari. Contoh Marilah kita jaga agar lestari Kalimat seru Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih alangkah, betapa, dan bukan primary. Contoh Alangkah indahnya alam Indonesia ini. Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita. Kalimat larangan. Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan jangan, hidari. Contoh Janganlah berprasangka buruk kepada sesama Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat. Contoh Pagi-pagi saya sarapan. Kalimat majemuk. Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat. Kalimat majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat. Kalimat majemuk hubungan syarat. Ditandai dengan jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan Contoh Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak tentu arah. Kalimat majemuk hubungan tujuan. Ditandai dengan agar, supaya, biar. Contoh Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah pemuda rajin belajar. Kalimat majemuk konsensip. Ditandai dengan walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun Contoh Walaupun belajar banyak godaan, tetaplah teguh mencapai harapan. Kalimat majemuk hubungan penyebaban. Ditandai dengan sebab, karena, oleh karena Contoh Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan sahabat. Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan orang terkasih. Kalimat majemuk hubungan perbandingan. Ditandai dengan ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik. Contoh Belajar di waktu kecil seperti melukis di atas batu. Kalimat majemuk hubungan akibat. Ditandai dengan sehingga, sampai-sampai, maka Contoh Dian belajar begitu keras sehingga dapat memenangi olimpiade itu. Kalimat majemuk hubungan cara. Contoh Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk hidup Dengan berpikir cermat generasi muda menggapai asa. Bacalah pantun berikut! Ambillah kapas menjadi benang Ambillah benang menjadi kain Kalau kamu ingin dikenang Berbuat baiklah dengan orang lain Contoh telaah Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/ isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan iv tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik satu dan larik two merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat kalau, pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk. Pola 1 Telaah Buanglah sampah pada tempatnya, Jangan membuang di tengah jalan; Kalau kita tidak mau bertanya, Tidak bisa mencapai semua harapan. Struktur pantun diatas terdapat 2 larik sampiran dan 2 larik isi. Larik 1 dan 2 merupakan sampiran,sedangkan larik iii dan 4 merupakan isi. Bersajak akhiran a-b-a-b. Pantun larik pertama buanglah merupakan kalimat perintah Pantun larik kedua merupakan kalimat larangan jangan. Pantun larik ketiga merupakan kata penghubung syarat kalau. Sedangkan pada larik keempat merupakan akibat /jawaban dari larik ketiga. Pola 2 Telaah Penghasil batik di Yogyakarta, Penghasil ulos Sumatera Utara; Kalau kamu memiliki cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi. Larik one dan 2 merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan four. Makna/isi pada larik ane dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Pantun tersebut bersajak a-a-a-a. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik i dan ii merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan hubungan syarat. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk Pola 3 Telaah Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu Penyajian pantun dengan dua larik sampiran 1 dan 2 dan dua larik isi three dan 4 . Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik i dan ii merupakan kalimat berita dan pada larik three dan 4 merupakan kalimat larangan dengan pola hubungan cara. Pola 4 Telaah Beli nasi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Penyajian pantun dengan dua larik sampiran 1 dan 2 dan dua larik isi 3 dan 4 . Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik ane dan two merupakan kalimat berita dan pada larik three dan 4 merupakan kalimat saran dengan hubungan akibat. Pola 5 Telaah Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri Alangkah indahnya alam Indonesia Marilah kita jaga agar lestari Penyajian pantun dengan dua larik sampiran i dan 2 dan dua larik isi 3 dan iv . Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan four merupakan kalimat seru alangkah dan kalimat ajakan marilah. Pola 6 Telaah Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara Penyajian pantun dengan dua larik sampiran 1 dan 2 dan dua larik isi 3 dan four . Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan ii merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan kalimat perintah patuhilah dengan hubungan akibat. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk three. Menelaah Struktur dan Bahasa Gurindam Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat Kata penghubung tujuan. Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan supaya, untuk, agar, dan guna. Kata penghubung sebab kausal. Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu. Kata penghubung akibat. Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya. Kata penghubung syarat. Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana. Bacalah gurindam berikut! Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Itulah cara menunjukan bakti Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Masa lalu biarlah berlalu Masa depan teruslah kau pacu Lestarikan alam kita sebelum alam menjadi murka Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Apabila mulut terkunci rapat Hilanglah semua bentuk maksiat Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat Jika hendak menggapai cita-cita Bekerjalah lebih dari rata-rata Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya tidak akan bertahan Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik Telaahlah gurindam di atas dari segi struktur penyajian, jenis kalimat yang digunakan, dan hubungan isi antarlarik. Lakukan seperti contoh berikut! Contoh menelaah gurindam Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Contoh Telaah Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik ii. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat larik i apabila … dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam ii Telaah Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat agar terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat kalau dan pada larik two keadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 3 Telaah Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan tujuan dari keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan tujuan agar dan pada larik 2 adalah tujuan Gurindam 4 Telaah Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Itulah cara menunjukan bakti Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 5 Telaah Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan sebab terjadinya keadaan pada larik two. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sebab-akibat karena larik 1 adalah sebab dan larik 2 adalah akibat. Gurindam vi Telaah Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat jika dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam seven Telaah Masa lalu biarlah berlalu Masa depan teruslah kau pacu Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik i merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 8 Telaah Lestarikan alam kita sebelum alam menjadi murka Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan sebab terjadinya keadaan pada larik ii. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sebab-akibat larik 1 adalah sebab dan larik 2 adalah akibat. Gurindam 9 Telaah Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik two merupakan sasaran terjadinya dari larik 1. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sasaran untuk larik 2 adalah sasaran dari larik 1. Gurindam 10 Telaah Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik ane merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik two. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 11 Telaah Apabila mulut terkunci rapat Hilanglah semua bentuk maksiat Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik i merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik ii. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 12 Telaah Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik ane merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik ii. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik ii kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 13 Telaah Jika hendak menggapai cita-cita Bekerjalah lebih dari rata-rata Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik ane merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat jika dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam fourteen Telaah Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik one merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat jika dan pada larik ii kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 15 Telaah Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya tidak akan bertahan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan sebab terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sebab-akibat larik 1 adalah sebab dan larik 2 adalah akibat Gurindam 16 Telaah Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik i merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik two. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 17 Telaah Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. 4. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair Syair Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu Wahai muda, kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan Contoh Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan Contoh Telaah Struktur penyajian syair satu allurement terdiri atas 4 larik. Pola rima sama a-a-a-a. Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa menggunakan kata seru Hai …. Larik larik ii dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik i. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akibat yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik two dan three. Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut merupakan kata bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam. Allurement 1 Telaah Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama a-a-a-a. Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-allurement yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1, two, dan 3 menggunakan kalimat perintah Perteguh….. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan tujuan yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik 1, two dan three. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam. Allurement 2 Telaah Wahai muda, kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu Struktur penyajian syair satu allurement terdiri atas 4 larik. Pola rima sama a-a-a-a. Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa menggunakan kata seru Wahai …. Larik larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik one. Larik iv pada kutipan syair tersebut merupakan tujusn yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik ii dan iii. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.
- Advertisement - Latihan soal menelaah pola pengembangan pantun pada judul unit ini semoga dapat membantu peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk mencapai tujuan yang kita harapkan. Lembar Kegiatan ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat. Indikator Menentukan struktur pantun. Menelaah struktur pantun. Aktivitas pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dalam menelaah pola pengembangan pantun. Aktivitas ini menggunakan model latihan soal. Selamat berlatih untuk menjadi generasi hebat di masa depan! Cintai dan syukuri Bahasa Indonesia sebagai sarana merajut Indonesia! Bahasa Indonesia anugerah Tuhan yang patut kita syukuri bersama. Petunjuk Kegiatan Peserta didik membuka Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta Cetakan Ke-4 2017. Peserta didik membaca dan menyimak buku pada halaman 179 atau bahan bacaan pada link yang tersedia. Tetap disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan. Melaporkan hasil pada buku tugas atau lembaran portofolio. Tulis Laporan LKPD Nama, NIS/NISN dan kelas ananda pada LKPD. Laporan LKPD Nama               ……. NIS/NISN       …… Kelas               …… Latihan Soal Pilihan ganda Pilihlah A, B, C, atau D pada jawaban yang tepat!  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu Struktur penyajian pantun tersebut terdiri dari …. A. dua larik sampiran dan empat larik isi B. dua larik sampiran dan dua larik isi C. empat larik sampiran D. empat larik isi  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Beli nasi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Struktur penyajian pantun tersebut adalah …. A. larik 1 dan 2 merupakan sampiran sedangkan larik 3 dan 4 merupakan isi B. larik 1 dan 3 merupakan sampiran sedangkan larik 2 dan 4 merupakan isi C. larik 2 dan 4 merupakan sampiran sedangkan larik 1 dan 3 merupakan isi D. larik 2 dan 3 merupakan sampiran sedangkan larik 1 dan 4 merupakan isi  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri Alangkah indahnya alam Indonesia Marilah kita jaga agar lestari Pola penyajian larik pada pantun tersebut adalah …. A. larik pertama dan kedua mempunyai rima akhir yang sama B. larik pertama dan ketiga mempunyai rima akhir yang sama C. larik kedua dan ketiga mempunyai rima akhir yang sama D. larik ketiga dan keempat mempunyai rima akhir yang sama  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara Pola penyajian larik pada pantun tersebut adalah …. A. rima akhir setiap baris adalah a-a-a-a B. rima akhir setiap baris adalah a-b-b-a C. rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b D. rima akhir setiap baris adalah a-b-c-d  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Ke pasar beli balon udara Di tengah jalan balonnya meletus Betapa hati sangat gembira Nilai ujian dapat seratus Pola penyajian pantun tersebut adalah …. A. Bunyi akhir baris kesatu hanya merupakan persediaan bunyi kata untuk disamakan dengan bunyi akhir baris kedua B. Bunyi akhir baris kesatu hanya merupakan persediaan bunyi kata untuk disamakan dengan bunyi akhir baris ketiga C. Bunyi akhir baris kesatu hanya merupakan persediaan bunyi kata untuk disamakan dengan bunyi akhir baris keempat D. Bunyi akhir baris kedua hanya merupakan persediaan bunyi kata untuk disamakan dengan bunyi akhir baris ketiga Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Buah nangka buah kedondong Rasanya enak bikin ketagihan Jadi anak janganlah berbohong Harus berkata jujur ke teman Pola penyajian pantun tersebut adalah …. A. bunyi akhir baris kedua mengikuti bunyi akhir semua baris B. bunyi akhir baris kedua mengikuti bunyi akhir baris kesatu C. bunyi akhir baris kedua mengikuti bunyi akhir baris ketiga D. bunyi akhir baris kedua mengikuti bunyi akhir baris keempat  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Pergi ke pasar membeli kain Kainnya bagus harganya murah Belajar itu harus tekun dan rajin Agar jadi pintar saat di sekolah Cara pengembangan isi pantun tersebut adalah …. A. Kalimat “Pergi ke pasar membeli kain” merupakan pengantar untuk masuk pada kalimat “Kainnya bagus harganya B. Kalimat “Pergi ke pasar membeli kain” merupakan pengantar untuk masuk pada kalimat “Belajar itu harus tekun dan C. Kalimat “Pergi ke pasar membeli kain” merupakan pengantar untuk masuk pada kalimat “Agar jadi pintar saat di D. Kalimat “Kainnya bagus harganya murah” merupakan pengantar untuk masuk pada kalimat “Belajar itu harus tekun dan  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Burung camar burung kenari Kepakkan sayap terbang ke udara Jadi anak yang baik hati Harus patuh pada orang tua Cara pengembangan isi pantun tersebut adalah …. A. Kalimat “Kepakkan sayap terbang ke udara” merupakan pengantar untuk masuk pada kalimat “Burung camar burung B. Kalimat “Kepakkan sayap terbang ke udara” merupakan pengantar untuk masuk pada kalimat “Jadi anak yang baik C. Kalimat “Kepakkan sayap terbang ke udara” merupakan pengantar untuk masuk pada kalimat “Harus patuh pada orang D. Kalimat “Jadi anak yang baik hati” merupakan pengantar untuk masuk pada kalimat “Harus patuh pada orang  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Ayo kita pergi tamasya Bisa ke gunung atau ke pantai Ayo kita menyanyi bersama Biar suasana semakin ramai Berdasarkan pola penyajian isi pantun tersebut dapat disimpulkan bahwa …. A. sampiran yang terdapat pada larik 1 dan 2 dengan isi pantun pada larik 3 dan 4 tidak berhubungan B. sampiran yang terdapat pada larik 1 dan 3 dengan isi pantun pada larik 2 dan 4 tidak berhubungan C. sampiran yang terdapat pada larik 1 dan 3 dengan isi pantun pada larik 2 dan 4 tidak berhubungan D. sampiran yang terdapat pada larik 1 dan 2 dengan isi pantun pada larik 3 dan 4 sangat berhubungan Bacalah teks pantun berikut dengan cermat! …. Tidak lupa membeli gula Bangun pagi di hari minggu Saatnya jalan bareng keluarga Kalimat yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah …. A. Hari minggu bertamasya B. Jalan-jalan keliling pasar C. Setiap hari ikut belanja D. Pergi ke pasar bersama ibu Latihan Soal Telaah Telaahlah pantun berikut untuk membuat pembahasan beberapa cara pengembangan isi pantun! Alangkah terang sinar mentari Tatkala aku tengah di teras Alangkah senang di hati ini Tatkala jadi juara kelas Isilah hasil telaahmu dengan mengisi titik-titik di bawah ini! Struktur penyajian pantun dua larik …. dan dua larik …. pantun. Dua larik pertama merupakan …. untuk masuk pada isi larik …. dan ….. Makna/isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak …. Orang Tua/Wali …………………….. Guru MP …………….. Nilai ………… Untuk membandingkan jawaban dari latihan soal di atas, pada bagian ini terdapat materi Menelaah Pola Pengembangan Pantun beserta kunci jawabannya. Demikian, semoga ada manfaatnya. Sumber Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 Edisi Revisi Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 Edisi Revisi Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran PKP Berbasis Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2019. - Advertisement -
menelaah beragam pola pengembangan pantun